Jadi udah berapa lama belakangan ini kan ya kesannya saya konseeen banget sama nursery bayi. Well, I have to tell you that that’s not what’s really happening in my house.
It’s project HOUSE.
Jadi, emang sih menyambut datangnya bayi itu harus banget kayaknya bebenah rumah. Bebenah bukan sekadar nyapu dan ngepel ternyata. In my case, karena walau punya rumah sendiri saya tinggal di rumah ortu, maka yang harus dilakukan jadi lebih banyak karena ukuran rumah ortu ini lebih… besar. Renovasi terakhir tahun 2002, dan bebenah besar terakhir tahun 2010 sebelum saya menikah. Saat itu bebenahnya adalah ngecat rumah (yang tadinya cuma ruang tamu jadi ngecat ampir serumah kan yah secara acara pernikahan kami dilakukan fully di rumah tanpa resepsi apa-apa di tempat lain). Terus memperbaiki beberapa hal seperti mebel yang perlu divernis ulang, jendela yang perlu diberi tirai baru dan hal-hal yang bersifat dekoratif lainnya.
Sekarang? Ok let me tell you this.
Rencana awal: mendekorasi kamar #babypinim.
Sounds quite simple ya. Yang mesti dikerjain: ngisi pake furniture bayik, bikin mural, beli segala perlengkapan bayik, pasang teralis baru di jendela-jendelanya, ngecat kamar, nambahin lampu, re-wiring, pasang AC, pasang stop kontak childproof, dan mikirin elemen-elemen dekoratif lainnya.
Aaaannd that’s it.
Yang terjadi:
Saat kamar #babypinim sedang didekor, tiba-tiba kok kerasa lantainya agak membal yaaa… Panggil ahli beton. Ternyata ada retak rambut di cor-coran lantai dua pas di bawah lantainya #babypinim. And guess what… that needed a major construction work. Hiyaaaaa… selamat datang H-beam baru… selamat tinggal lemari built in di kamar bayiiikk!!
Kelar instalasi H-beam, kelar kah pekerjaan? Nooo… EyangPinim pengen cucunya mandi dengan air yang kenceng dan seger, dan ini disetujui AyahPinim dan IbuPinim yang udah bosen mandi sambil capek… jadi dibuatlah reservoir baru untuk menggantikan yang lama dan mpot-mpotan dan emang udah bener-bener ngeselin. Konsekuensi: beli pompa baru, shower head baru dan pipa-pipa baru karena SEMUA JEBOL saking kuatnya tekanan air yang baru.
Kelar kah? Nooo… karena bocornya pipa-pipa, maka kamar mandi EyangPinim… kebanjiran. Dor. Mesti benerin, dan benerin eternit sekalian karena bocornya di langit-langit. Ngookk.
Ya sambil bener-benerin ini, akhirnya tukang-tukang yang tersisa dikaryakanlah untuk? Yes that’s right… cleaning almost EVERYTHING. Let me list down yah yang dibersihin apa aja, kali-kali bisa jadi inspirasi.
1. Kawat nyamuk yang tertempel di bovenlicht (lubang angin). Semua dicopot, dicuci dan disikat bersih. Kalau pernah ke rumah saya, pasti minimal pernah membayangkan berapa bovenlicht yang ada di bangunan ini. Um yes, BANYAK. Dan um… yes… semua berdebu. Malah sempat terjadi pembicaraan ini dengan salah satu pak tukang:
“Itu kawat nyamuknya diganti warna putih, Pak?”
“Enggak Bu, ini yang lama. Baru saya cuci.”
“Oh, emangnya tadinya putih ya?”
“Iya.”
TENGSIN GAK SIH LO.
Sama aja dengan yang tertempel di jendela-jendela, semua dicuci bersih dan ternyata -saking ga perhatiannya saya-, saya baru tau kalo aslinya ya PUTIH semua. Kagak ada yang coklat maliiihh itu debu semuaaaa!
2. Semua lubang-lubang pembuangan. Mulai dari WC, sistem plumbing di tiap kamar mandi, dapur dan sebagainya. Kalo selama ini air rada lama turunnya setelah mencuci sesuatu, nah tandanya kudu dibersihin kan lubangnya? And turns out… hell yeah, another MAJOR plumbing work karena 5 kamar mandi semua ada clognya and we’re not even talking about the kitchen just yet. Amazingly enough, dapur malah LANCAR JAYA. Mungkin mbak Mitje memang sangat rajiin bebenah, gak kaya para majikannya ini. Heuhehueheu…
3. Gudang restoration. So here’s the deal: si mamah adalah satu-satunya yang tersisa dari keluarganya setelah kakek, nenek dan tante-tante saya meninggal dunia. Otomatis, semua barang peninggalan si oma dan opa ditaronya di mana? Yak, di rumah ini. Di mana dong nyimpennya? Sebagian dijadiin pajangan di ruang tamu, dan sebagian lagi di gudang. By gudang, I mean attic. Yes we have an attic and it’s getting real full. Jadi yang dilakukan si mamah adalah… mengkaryakan tukang-tukang untuk merestorasi gudangnya dan membuang barang-barang yang emang harusnya dibuang karena udah menuh-menuhin. Kenapa ini harus dilakukan? Biar debu berkurang karena bakal ada bayi di rumah ini. Walau attic tertutup tapi kan tetep aja, debunya bisa turun. So they worked night and day to clean the attic, the one place in the house I thought will never EVER be clean. Belum lagi minggu lalu AyahPinim sempet masuk rumah sakit gara-gara dengue. All the more reason bebenah gudangnya jadi kenceng kan! Yiuuukkk.
4. Room Clean Up. Kalo kamarnya #babypinim perlu disiapin karena serba baru, tidak demikian dengan kamar ortunya yang serba lama barang-barangnya. Ini semua dilakukan saat AyahPinim lagi di rumah sakit. Semua buku di rak kami diturunin, rak dibersihin, setiap inci kolong dan sudut-sudut yang ga pernah terjangkau sapu kemaren dibersihin sebersih-bersihnya. Sawang-sawang di langit-langit semua dibersihin. Hih bergidik liatnyaaa! Semua karpet dilaundry dan sekarang cuma ada satu karpet akhirnya di kamar kami. Yang lain masih ditahan di laundry karena belum kelar. Jadi deh pake sendal ke mana-mana karena… dingin. Hihihihihi 
Oya, terus tentunya pasang teralis juga di beberapa jendela kamar kami, karena #babypinim kan bakal sering main di ruang duduknya. Kalo udah mulai seneng manjat-manjat bisa bahaya kalo ga ada teralis di jendela *yes, if she takes after me, that is, segala dipanjat* :p
5. Kitchen Clean Up. Baru diketahui sumber semut-semut sialan yang selama ini misterius di dapur kami. Jadi ternyata waktu ada perbaikan pompa beberapa saat lalu (yang letaknya di deket dapur), jauh sebelum bebenah rumah ini, ternyata tukang pompanya rese gak betulin keramiknya mamah di dapur. Jadilah cuma ditaro begitu aja ga pake disemen. Dari sanalah semut-semut berbaris dan meneror semua makanan yang ditaro sembarangan. Setelah ditutup, disemen dan dikasih sealant, AMAN. Terus kulkas pun dibersihkan dari barang-barang ga perlu, semua raknya dikeluarin, dicuci bersih, dilap kering dan kulkas-freezer sa’isine’ ditata ulang. Demikian pula dengan SEMUA lemari dapur. Semua isinya dikeluarin, lemarinya dibersihin dan JRENG… akhirnya kelar sudah.
6. Babyproofing.
Pasang stair guard door untuk tangga, re-wiring, re-installing whatever… udah lost count deh. Pokoknya menjadikan rumah jadi aman nyaman gemah ripah loh jinawi for what ever that means. Dan ini belum semua, soalnya ada beberapa yang bisa ditunda. Oh well, yang penting most work done.
Terus sekarang gimana? Well, let’s just say acara bebenah rumah udah 95% beres. 5% lagi bebersih terakhir sebelum para tukang pulang. Percayalah bumils, kalo ada yang bilang nesting instinct itu akan datang, bersiaplah untuk nesting instinct GILA GILAAN seperti yang saya alami. You never know berapa besar datangnya, dan berapa dahsyat prosesnya. Ada sih yang cuma bebenah kecil-kecilan karena emang gak perlu besar-besaran. Tapi ada yang rencananya kecil-kecilan tapi end up jadi besar-besaran karena merembet jadi benerin ini itu ini itu. Tukang-tukang yang rencananya cuma 2 minggu maksimal di rumah, jadi DUA BULAN. Budget yang tadinya buat kamar bayik doang, jadi buat ini itu. Buat kepentingan siapa? Ya buat keamanan dan kenyamanan si bayi juga ujung-ujungnya.
The baby isn’t even born yet but I can already say… it DOES take a village to not even raise her yet, but to prepare for her arrival
It’s okay, #babypinim, we do this because we love you so much!
The post Project House. Not Nursery. appeared first on miund.com.
